Oke, kembali lagi dengan saya, Siti Nurul Falah, sebagai admin :D
Kemarin-kemarin ini, saya menonton berita di sebuah stasiun televisi swasta Indonesia. Berita yang saya tonton adalah berita mengenai kehidupan di perbatsan negri. Sungguh miris sekali melihat saudara kita yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dengan Negara tetangga.
Mengapa saya merasa kasihan? karena...
Pertama, di mana yang lain mendapat pasokan gas dari pemerintah, mereka yang tinggal di perbatasan tidak mendapatkannya. Bahkan mereka harus membeli dari Negara tetangga.
Kedua, karena wilayah Indonesia berbentuk kepulauan, maka banyak juga wilayah perairannya kan? Nah, karena banyak wilayah perairannya, maka masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perairan banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Pekerjaan nelayan itu pasti menangkap ikan, kan? Lalu, setelah itu ikannya diapakan? Tentu saja di jual. Jadi apa hubungannya sama perbatasan?
Tunggu sebentar ya teman-teman,,
Nah, hubungannya adalah... dari berita yang saya tonton, tempat pelelangan ikan di perbatasan itu kurang memadai, sehingga ikan-ikan tangkapan nelayan Indonesia harus di bawa ke Negara tetangga dan di jual di sana. Yang membuat miris adalah setelah di jual di Negara tetangga, ikan itu di beli lagi oleh masyarakat Indonesia. Jadi, untuk apa ikan itu di bawa ke Negara tetangga bila akhirnya di beli lagi oleh masyarakat Indonesia? *berasa jadi John Pantau ;p
Ketiga, masyarakat yang tinggal di perbatasan lebih memilih berbelanja di pasar Negara tetangga. Mengapa? Mengapa mereka lebih memilih memajukan Negara tetangga dibandingkan memajukan Negara sendiri?
Mau tau alasannya? Di berita yang saya tonton, kendaraan yang digunakan untuk perjalanan menuju pasar itu adalah perahu. Ya, karena biaya perjalanan menuju pasar Negara tetangga lebih murah dibandingkan perjalanan menuju pasar di Negara sendiri. Mengapa bisa begitu?
Keempat, saya bingung harus berbuat apa. Terlalu banyak kemirisan yang saya rasakan. Lalu apa yang harus kami perbuat? Mari kita pikirkan hal itu bersama. Bersama kita bangun Indonesia!!
kelima...
BalasHapuswarga yg tinggal di perbatasan justru lebih sering nonton siaran TV negara tetangga.
keenam...
dalam bertransaksi, mereka justru menggunakan mata uang negara tetangga... ya gimana lagi wong mereka kalo belanja di negara tetangga sono -_-
cape deh -_-
wah iya juga ya? kok nggak kepikiran nyampe ke sana ya? haha
BalasHapusAslm. . Saya ada rencana pengembangan OSIS di sekolah saya dan butuh inspirasi. Jika mau membantu hub saya di e-mail has_ar@ymail.com atau FB Persatuan Peduli OSIS Indonesia . . Mksih
BalasHapus@Helios : rencana pengembangan OSIS-nya dalam bidang apa?
BalasHapus